Rabu, 03 September 2008

Pelatihan Fungsional Fisioterapi

Kutipan wawancara tentang Fisioterapi dengan pimpinan redaksi Majalah Fisioterapi:

DALAM bahasa awam, apakah pelatihan fungsional dalam fisioterapi itu seperti "exercise"?

Tidak. Pelatihan fungsional itu tujuannya seperti sekarang ini, misalnya ketika seseorang dapat memegang cangkir untuk minum. Jika fungsional itu tidak bagus berarti memiliki keterbatasan, seperti tidak bisa menggenggam. Orang seperti inilah yang mengalami gangguan fungsi.

Apakah mengatasi gangguan itu memang bidang fisioterapi atau kerjasama dengan bidang kedokteran lain?

Tergantung. Jika menyangkut hubungan sistem integritas tubuh yang berhubungan dengan keterbatasan fungsi, kita dapat berinteraksi dengan tenaga kesehatan lain yaitu dokter spesialis, seperti dokter bedah atau dokter ahli syaraf. Itu yang menyangkut fungsi dan gerak. Fungsi dan gerak pasti berhubungan dengan fisioterapi karena manusia pada dasarnya membutuhkan gerak aktual, gerak potensial, dan gerak fungsional.

Apa itu gerak aktual, gerak potensial, dan gerak fungsional?

Kalau ada orang yang sedang mengalami gangguan, dia tidak bisa secara aktual mengangkat secara normal, padahal seharusnya bisa. Ini berarti dia mengalami gangguan dan keterbatasan (limitasi), padahal dia seharusnya mempunyai potensial gerak yang normal. Kita harus mempotensialkannya dari yang semula terbatas itu. Melalui pemeriksaan, kita pulihkan kembali secara maksimal potensial geraknya.

Orang umumnya susah mencari terapi atau jalan keluar yang pas dari suatu masalah. Menurut Anda, ke mana seharusnya orang itu berkonsultasi?

Orang Indonesia melihat konsep sehat dan sakit itu berbeda karena paradigma dalam melihat sehat dan sakit itu berbeda. Mungkin pendidikan masyarakat kita belum seragam dalam memandang keadaan sehat dan sakit. Mereka kadang-kadang berasumsi macam-macam. Misalnya, sakit pinggang asumsinya bisa ke ginjal, bisa ke obat dan penyembuhan alternatif, atau mungkin dikerjain orang. Ada tiga hal yang mungkin bisa dilihat oleh masyarakat dalam sistem pengobatan, yaitu traditional medicine, medical medicine, dan religius medicine. Kadang-kadang medical medicine merupakan alternatif terakhir bagi masyarakat kita. Biasanya mereka lari dulu ke pengobatan tradisional. Kalau masyarakat yang agak menengah terkadang memiliki tingkat kemampuan berbeda dalam melihat sehat-sakit. Mereka akan bisa menganalisa.

Kalau orang terkena encok, pegal, terus diurut, apakah itu tindakan yang benar?

Tergantung. Kalau saya berpendapat, itu seharusnya tidak diurut. Dia seharusnya bed rest jika mengalami injury pertama.

Jadi urut itu bukan satu-satunya solusi atau bukan solusi pertama?

Sebenarnya bukan solusi pertama. Tergantung seberapa jauh aktualitas nyerinya. Kalau sifatnya hanya pegal, istirahat saja. Pegal bisa terjadi karena ototnya terlalu lelah, kerja ototnya terlalu statik, atau mobilitasnya kurang.

Apakah fisioterapi ini suatu bidang kesehatan seperti kedokteran, dimana orang bisa datang langsung atau itu merupakan rujukan dari disiplin perawatan kesehatan yang lain?

Dalam fisioterapi ada dua asumsi yang bisa diberikan yaitu bisa melalui rujukan dan bisa juga tidak. Kalau langsung sifatnya promotif dan preventif. Tetapi kalau rujukan sifatnya kuratif dan rehabilitatif. Kalau promotif itu tujuannya jelas yaitu untuk mempromosikan dan preventif itu tujuannya mencegah supaya sakitnya tidak makin berkembang. Dalam terapi yang sifatnya preventif ini kita memberikan terapi kepada seseorang yang memiliki potensi mengalami gangguan gerak dan fungsi akibat pola gerak yang salah, akibat faktor kesehatan tertentu, atau gaya hidup. Fisioterapi jenis ini bisa saja dilakukan tanpa perlu ada rujukan. Karena itu, fisioterapi tidak hanya berorientasi kepada rumah sakit. Cakupan pelayanan fisioterapi yang sifatnya preventif dan promotif bisa saja didapat di pusat kebugaran atau spa.

Jika orang datang langsung ke pusat kebugaran atau spa, apakah itu ada kegunaannya?

Ada. Kalau di spa itu memang ada layanan fisioterapinya. Di Indonesia, fisioterapi belum terlalu memasyarakat. Masyarakat berasumsi bahwa kalau fisioterapi pasti berhubungan dengan medis. Pasti kerjanya di rumah sakit. Padahal belum tentu. Fisioterapi itu bisa saja ada di pusat kebugaran dan sekarang sudah ada.

Apakah fisioterapi itu diawasi atau tidak?

Jelas. Karena bagaimanapun fisioterapis adalah seorang yang lulus pendidikan fisioterapi, mempunyai kewenangan, dan legalisasi. Dia harus punya izin praktik atau license.

Bagaimana biasanya kasus-kasus pasien-pasien fisioterapi Anda?

Banyak. Kami memiliki pasien balita dan anak-anak. Sebenarnya gangguan fungsi dan gerak itu tidak selamanya berhubungan otot sendi, tapi juga bisa berhubungan dengan masalah pernapasan. Misalnya orang sakit asma, yang sesak, banyak penumpukan slime, gangguan yang sifatnya sudah melumpuhkan, yang tadinya tidak bisa apa-apa, kita harapkan dapat kembali normal. Kemudian kasus-kasus yang berhubungan dengan infertility atau ketidaksuburan, genekolog.

Apa hubungan "infertility" dengan fisioterapi?

Pengertian fisioterapi itu tidak hanya menangani fungsi dan gerak tapi juga daur kehidupan. Pelayanan fisioterapi daur kehidupan dalam arti membantu orang yang mengalami hambatan karena belum mempunyai anak. Fisioterapi tidak hanya membatasi diri untuk memulihkan gerak, fungsi tubuh tetapi secara hidup kita dari masa janin sampai ajalnya melalui sistem kehidupan. Dalam bernafaspun kita memerlukan sistem. Apabila sistem itu terganggu maka tubuh kita juga akan terganggu. Karena itu jika bayi baru lahir ditepuk-tepuk agar nangis supaya respons oksigen dan paru-parunya mengembang dengan baik. Kalau dia bermasalah seperti banyak slime, maka dia perlu disedot atau dipanasi. Kalau yang berhubungan dengan infertility atau kasus wanita yang belum punya anak karena mengalami penyumbatan biasanya bersifat rujukan dari dokter ahli kebidanan.

Secara lebih luas, orang kalau tidak diajarkan apa pun, disuruh hidup secara wajar saja, apakah dia akan sakit atau sehat?

Tergantung pola dan gaya hidupnya karena sakit itu timbul dari pola dan gaya hidup sehari-harinya.

Bisa lebih spesifik, apa itu gaya hidup?

Misalnya, dia biasa olahraga atau tidak. Mestinya olahraga tapi tidak olahraga. Olahraga itu penting bagi saya. Lalu pola makan dan kebiasaan bekerja.

Bagaimana dengan tidur?

Tidur yang cukup. Suka susah tidur di malam hari tapi siang hari tidur, tidak apa-apa. Itu habit. Yang perlu diperhatikan juga adalah kebiasaan berlama-lama di depan komputer, padahal harusnya dapat dilakukan aktivitas peregangan setelah beberapa lama. Kebiasaan berlama-lama di depan komputer itu tidak jelek, tapi kalau dalam kondisi yang terus menerus, tubuh akan mengalami kelelahan. Jadi perlu sekali-sekali stretching.

Bagaimana jika "stretching"-nya dengan mengomel?

Mengomel juga boleh sekali-sekali untuk mengurangi stres. Itu perlu daripada menahan diri.

Apakah ada fisioterapi yang bisa dilakukan sendiri atau yang bisa dilakukan di rumah?

Ya, terutama untuk fisioterapi sifatnya preventif. Jadi sifatnya untuk meminimalkan keterbatasan fungsi dan gerak. Kita mengharapkan kerjasama itu dari pasien. Bagaimanapun juga itu penting. Contohnya, pada orang yang tidak pernah latihan lagi untuk pinggangnya, itu kita bisa controlling. Dari apa? Kita bisa lihat dari keluhan yang ada atau kekuatan ototnya.
Anda, selain ahli fisoterapi juga aktivis sosial dan aktif di Palang Merah Remaja, di lembaga perwakilan mahasiswa, dan lain-lain, pasti punya kepedulian terhadap mahasiswa, misalnya sosialisasi.

Kalau Anda punya waktu lima menit di depan teman-teman saya sekantor, apa advise Anda?

Stretching, karena saya lihat pola hidupnya AC. Olah raga. Tetap kontrol.

Apa olah raga yang praktis menurut Anda?

Di ruangan bisa dilakukan exercise yang sifatnya stretching, peregangan. Orang harus banyak melakukan itu karena saya lihat banyak yang muda-muda dan kebanyakan kerja-kerjanya statis saya lihat. Jadi harus agak dinamis sedikit.

Tidak ada komentar: